Jumat, 29 Maret 2024

Ahok Harus Minta Maaf Pada Korban Penggusuran Kampung Pulo

JAKARTA- Peristiwa penggusuran di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur yang berujung perlawanan warga tidak perlu terjadi lagi. Sebagai pemimpin, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seharusnya bisa sabar, rendah hati dan mencintai kemanusiaan. Sebaiknya Gubernur segera minta maaf pada warga korban penggusuran yang mengalami kekerasan. Hal ini disampaikan oleh Budayawan, Bambang Isti Nugroho kepada Bergelora.com di Jakarta, Minggu (30/8).

 

“Gubernur Ahok sebaiknya segera minta maaf atas kejadian yang membuat semua tidak harmonis. Lebih baik pemerintah melakukan negosiasi ulang yang lebih manusiawi,” ujarnya.

Menurutnya Gubernur Ahok pasti tahu bahwa demokrasi substansial adalah menjadikan rakyat kabanyakan yang miskin dan rendah diri menuju rakyat yang sejahtera dan manusiawi dengan cara tanpa kekerasan.

“Jadi pemimpin harus sabar, rendah hati dan mencintai kemanusiaan. Satu orang mati itu tragedi kepemimpinan. Memang belum ada yang mati, tapi lika kritis. Luka itu yan gmenimbulkan perlawanan. Sekali melukai nggak bakal dipilih lagi,” ujarnya.

Isti Nugroho menilai bahwa dibalik penggusaran pasti ada kepentingan modal yang mengincara tempat yang strategis Kampung Pulo, Jatinegara.

“Itu daerah sentra ekonomi yang punya sejarah panjang. Penguasa selalu menjual kepentingan rakyat. Dibalik itu pasti kepentingan modal dibelakangnya. Kita baru bisa melihat dalam jangka waktu lama,” jelasnya.

Roh Jahat

Sebelumnya, puluhan orang yang mengatas namakan Gerakan Lawan Ahok berunjuk rasa di depan rumah dinas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Meski sang gubernur tidak ada di rumah, massa tetap bersikeras memilih melakukan aksinya ‎di kompleks perumahan di kawasan Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/8).

‎Politikus Partai Bulan Bintang (PBB) Bursah Zarnubi yang tergabung dalam Gerakan Lawan Ahok menyatakan, ‎aksi tersebut untuk mendoakan mengusir roh-roh jahat di rumah tersebut yang merasuki Ahok hingga kerap mengeluarkan kata-kata kasar.

“Ini untuk mengusir setan- setan yang ada di rumah ini. Kami minta pada dirinya untuk stop menghina rakyat dan menindas. Jangan sikat- sikat saja,” ucap Bursah.

Mantan anggota DPR periode 2004-2009 itu menyatakan, Ahok telah merusak tatanan budaya kepemimpinan di DKI Jakarta yang sebelumnya harmonis antara pemerintah dengan rakyat.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak melarang masyarakat untuk berdemonstrasi. Dia menunggu kedatangan para pendemo yang akan mengeluhkan kebijakannya itu.

Ahok menyarankan pendemo untuk memindahkan lokasi demo ke balaikota dari rumah dinasnya di Menteng. Sehingga, dia bisa mendengar tuntutan mereka.

“Kalau mau di sini (balaikota) saja sekalian supaya saya denger dan bisa segera menanggapin,” tutur Ahok, Jumat (28/8). (Enrico N. Abdielli)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru