Sabtu, 20 April 2024

TEPAT…! Agar Jadi Pusat Ekonomi Baru, Dr. Kurtubi Dukung Gubernur Kalbar Dorong PLTN Masuk RPJMN

Dr Kurtubi, pakar energi. (Ist)

JAKARTA- Permintaan Gubernur Kalimantan Barat agar rencana pembangunan PLTN (Pusat Listrik Tenaga Nuklir) di Kalimantan Barat masuk dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) merupakan langkah maju dan rational. Sebaiknya Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian ESDM, Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Ristekdikti, Batan dan Bapeten menanggapi secara positif aspirasi permintaan Gubernur Sutarmadji tersebut. Gubernur merupakan pejabat tertinggi di daerah yang paling mengetahui kondisi dan kebutuhan daerahnya,” demikian Dr. Kurtubi pakar energi kepada Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (14/12).

“Untuk diketahui, Kalimantan Barat adalah satu-satunya daerah di Indonesia dimana kebutuhan listrik rakyatnya sangat tergantung dari listrik yang diimport dari Malaysia,” ujarnya.

Padahal menurutnya, Kalimantan Barat merupakan daerah penghasil bauksit yang bisa menjadi modal besar untuk lahirnya Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru berupa Industri Terintegrasi Berbasis Tambang bauksit di hulu dengan smelter dan Industri Hilir.

“Untuk membangun Pusat Pertumbahan Ekonomi Baru itu yang dibutuhkan dukungan supply listrik yang besar dan stabil 24 jam yang akan mendorong percepatan industrialisasi di Kalbar,” jelasnya.

Alumnus Colorado School of Mines, Amerika Serikat dan Institut Francaise du Petrole, Perancis ini mengingatkan, permintaan gubernur juga sangat rational mengingat Kalimantan Barat kaya dengan mineral uranium sebagai bahan baku PLTN.

“Saya sebagai Dewan Pakar Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI) mendukung penuh permintaan  Gubernur Kalbar tersebut, dan memohon kepada  Presiden Jokowi selaku Ketua DEN (Dewan Energi Nasional) untuk memasukkan PLTN sebagai bagian dari Sistem Kelistrikan dengan Energy Mix  Nasional dan PLTN tidak lagi diposisikan sebagai opsi terakhir,” tegas, mantan Pengajar Ekonomi Energi di Program Pasca Sarjana Fakutas Ekonomi Universitas Indonesia ini.

Kerjasama Jepang

Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyatakan harapannya agar rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di provinsi itu agar bisa segera masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

“Rencana pembangunan PLTN ini harus masuk dalam RPJMN sehingga bisa direalisasikan segera. Jadi tidak hanya sekedar rencana pembangunan dimulai tahun depan dan tahun depan lagi, jadi jelas proyeksinya,” kata Sutarmidji usai menerima kunjungan Delegasi PLTN Jepang dan Kedutaan Jepang terkait rencana pembangunan PLTN di Kalbar, Rabu (11/12).

Pada kesempatan itu, dirinya menyatakan Pemprov Kalbar menyambut baik rencana kerjasama yang diajukan oleh pemerintah Jepang untuk pembangunan PLTN tersebut.

“Dalam pertemuan tadi, mereka memaparkan berbagai hal terkair PLTN ini, termasuk meminimalisir dari dampak terburuk yang ada. Buktinya mereka bisa membangun PLTN terapung dan sejauh ini sangat aman meski daerah Fukushima pernah diterjang Tsunami, namun pembangkit Nuklir mereka masih aman sampai sekarang,” tuturnya.

Menurutnya, pembangunan PLTN merupakan suatu kebutuhan bagi Indonesia untuk mendapatkan sumber energi yang murah, namun tetap memberikan rasa aman bagi masyarakat.

“Kita memiliki sumber daya alam yang mampu mendukung hal itu. Jangan sampai kita menajdi penonton terus, dimana SDA kita terus diambil tanpa kita bisa memanfaatkannya sendiri untuk kesejahteraan masyarakat banyak,” katanya.

Kepada Bergelora.com dilaporkan, mantan Wali Kota Pontianak itu menambahkan, pemanfaatan teknologi nuklir dalam kehidupan masyarakat. Tidak hanya untuk pembangkit listrik, tetapi juga dimanfaatkan pada bidang kesehatan dan pertanian.

“Batan sudah menerapkan teknologi itu dan kita sebenarnya sudah menggunakannya, hanya belum dalam skala besar. Saya rasa ini potensi yang sangat baik untuk dikembangkan ke depan,” kata Sutarmidji.

Dia menambahkan, terkait rencana pembangunan PLTN tersebut, saat ini sudah ada beberapa negara yang intens melakukan penjajakan di Kalbar.

“Yang sudah intens untuk bekerjasama dengan kita dalam pembangunan PLTN ini baru dua neraga, yaitu Jepang dan Prancis. Untuk itu, kita harus mulai merencakan model dan keamanan yang paling tepat untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ini,” katanya.

Terkait rencana pembangunan PLTN tersebut, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan menelaah berbagai aspek. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru